Jumat, Desember 14, 2007

TENTANG SEPAKBOLA INDONESIA

Sungguh mengecewakan memang kinerja PSSI. Setelah kegagalan tim nasional senior maupun junior di berbagai level kejuaraan, saat ini bangsa ini juga harus dihadapkan kenyataan bahwa tidak adanya wakil Indonesia di Liga Champion Asia (LCA). PSSI merasa tidak bersalah, bahkan malah berbalik menyalahkan AFC. PSSI malah mengkambinghitamkan kompetisi internasional yang notabene sudah terjadwal reguler. Sementara kompetisi lokal (LIGINA) sering maju mundur, seiring dengan kemauan (sebagian pengurus) PSSI saja.

Menyesakkan. Kita sebenarnya harus berbangga, kalau kompetisi LIGINA kita adalah salah satu kompetisi yang paling kompetitif di Asia. Kalau soal penonton, kita tidak kalah dibandingkan dengan negara-negara di Asia Barat atau Asia Timur, yang begitu memuja sepakbola.

Belum lagi soal kualitas pemain. Saya melihat sendiri (dan termasuk penonton setia LIGINA), bahwa pemain-pemain kita sudah banyak kemajuan. Mulai dari skill maupun taktik. Sayangnya memang pengelolaan sepakbola kita masih sangat lemah. Kita tergantung pada orang. Padahal harusnya sistemnya yang harus mengatur semua itu.

Alasan dana, saat ini bukanlah alasan yang tepat, karena kalau sebuah kesebelasan menampilkan permainan yang berkualitas, sposor pasti akan datang. Tapi pengurusnya tentu saja jangan buru-buru dulu memikirkan kantong mereka. Dana ini harus dikelola dengan baik.

Saat ini sebagian kesebelasan yang bertarung di divisi utama, sudah mengarah ke manajemen professional. Tiket dikelola dengan baik, asesoris dijual di tempat-tempat khusus dan sebagainya. Dan ini menunjukkan adanya sebuah perbaikan. Memang masalah utama saat ini, tim-tim masih banyak tergantung pada APBD. Ini yg juga menjadi masalah.

Namun untuk pemain, saya yakin, kita tidak akan kekurangan stok pemain. Walaupun banyak pemain asing, namun tidak akan mematikan tim nasional, karena sepertinya para pemain kita sudah banyak menyerap ilmu dari mereka.

Namun itu tadi, percuma saja, tim-tim kita berrjibaku di kompetisi lokal, namun tidak pernah merasakan pertarungan dengan tim-tim negara lain, minimal di tingkat asia. Kalau mau kita bandingkan, tim-tim eropa sangat bersemangat bila mereka main di kejuaraan eropa semacam Champion atau UEFA. Pasalnya, dengan itu mereka (terutama tim-tim kecil) bisa menguji tim mereka, apalagi kalau bermain dengan kesebelasan yang mempunyai nama besar. Para pemain tentu akan bermain sebaik mungkin, walaupun nantinya kesebelasan mereka kalah. Namun secara individu mereka akan memiliki kredit poin tersendiri, terutama para pencari bakat kesebelasan-kesebelasan besar, sehingga nantinya mereka dilirik untuk ditransfer.

Makanya, di satu sisi, saya kasihan melihat pemain kita. Sampai sat ini saya belum pernah lagi mendengar ada pemain kita yang dikontrak kesebelasan dari luar Indonesia. terakhir mungkin Bambang pamungkas, Elly aiboy, Ponario serta Ilham yang dikontrak tim-tim Malaysia.
Padahal saat ini, puluhan pemain muda berbakat sebenarnya bisa disetarakan dengan para pemain dari Timur Tengah maupun Korea dan Jepang. Sebut saja Atep, Eka Ramdani, dan Arif suyono. Belum lagi Toni sucipto dan skuad tim U 23. Tidak hanya itu pemain seniornya juga sebenarnya sangat layak bertanding di level internasional, seperti BP, Aliyudin, Elly aiboi, Ortisan, Alex Pulalo, Ponario, Firman Utina dan Zenal Arief. Mungkin yang tenggelam sekarang adalah Ilham dan Boaz. Padahal mereka adalah pasangan yang sangat mematikan di Piala Tiger. Boaz terus bergelut dengan cidera. Sementara Ilham sepertinya belum menemukan tandemnya di Persita.

Nah, dengan kondisi tersebut, seharusnya PSSI terus berbenah. Kita sudah punya SDM dan organisasi tapi sayang memang orang-orangnya. Saya pernah bermimpi, kita juga mengekspor para pemain, seperti halnya negara-negara di Amerika Selatan dan Afrika. Sayang, untuk beberaap tahun kedepan mimpi tersebut tidak akan terwujud. Jika kroni Nurdin CS masih di PSSI.

Mungkin memang harus ada potong generasi di kepengurusan PSSI. Tidak perlu tokoh, namun orang-orang yang benar-benar gila Bola dan tau bola.

Ayo kita dukung REVOLUSI di tubuh PSSI! Jangan biarkan Kompetisi yang mengalir tanpa makna, mengingat tim-tim kita yang menjadi pemenang tidak dapat bertanding dengan tim dari negara lain. Ayo, JANGAN CEPAT PUAS DENGAN DIRI SENDIRI. STOP NARSIS.

Palembang, 14 Desember 2007.

Tidak ada komentar: