Minggu, Mei 04, 2008

Sebenarnya Saya Ingin

Saya sebenarnya sudah lama memimpikan punya Blog. Tadinya, dengan adanya blog ini saya bisa mencatat dan menceritakan semua hal. Tapi ternyata tidak juga. Padahal saya berkutat dengan computer setiap harinya. Banyak hal yang ingin saya tuliskan, tapi saya ternyata tidak mampu menuangkannya dalam blog saya tersebut.

Banyak hal yang harus saya pertimbangkan. Terutama mungkin soal pekerjaan dan sebagainya. Saya juga merasa belum perlu menegaskan siapa saya. Saat ini saya hanya ingin sendiri saja. Bercerita sendiri saja. Syukur-syukur ada yang membaca. Seperti halnya Bung Zen, si pejalan Jauh. Terima kasih telah mampir ke rumah ku. Saya juga sebenarnya selalu membaca tulisan-tulisan anda Bung. Apalagi kalau bercerita tentang kematian. Sangat indah.

Saya pun dalam jangka waktu 100 hari ini telah kehilangan 3 orang dekat bahkan teramat dekat. 1 orang temanku yang mati muda, kemudian Bu De, dan Akhir april lalu pamanku. Dan aku menjadi saksi kematian pamanku, di detik-detik terakhirnya.

Aku pikir dia tidak “pergi” dalam keadaan menderita. Karena satu tarikan nafasnya terakhir, menandakan dia ‘sukses’ pindah ke dunia lain. Mungkin itulah yang kukatakan indah. Tak ada kesakitan sama sekali.

Mungkin itu salah satunya. Belum lagi soal kotaku Palembang, Pilkadanya yang mulai rame, dan tentunya istriku.

Tapi sepertinya itu harus kejalani sebagian-sebagian. Keadaan yang memaksaku, harus seperti ini. Entah sampai kapan. Tapi aku tidak akan pernah menjelekkan oarng dengan nick name ku ini. Tak akan pernah. Tapi untuk sementara biarlah sepenggal jejak menjadi bagian dari diriku.

Bung Zen, terima kasih sekali lagi telah mampir. Anda memang seorang pejalan jauh, tidak hanya di dunia nyata, di dunia pemikiran, juga di dunia maya. Anda telah membuktikannya, dengan sering mampir ke para penziarah. Terima kasih semangatnya.

Tabik.

2 komentar:

zenrs mengatakan...

saya selalu merasa sampeyan itu saya kenal. entah kenapa. ndak penting juga itu benar atau tak. makanya saya sering ke sini, menengok, kendati kadang tak ada postingan baru yang bisa dibaca. dan sampai sejauh ini, saya belum patah hati dengan blog sampeyan.

zen mengatakan...

jika saya ada di palembang, ijinkan saya singgah di bawah genting tempat sampeyan hidup mesra dengan kekasih yang sedang mengandung itu. barang semenit dua menit saja. sembari minta segelas kopi pahit karena kadang di perjalanan saya bisa sungguh melarat untuk sekadar menyeruput kopi.