Minggu, Maret 02, 2008

Apa lagi yang akan kita hadapi

Kematian ibu hamil dan seorang anaknya di Maksasar karena kelaparan jumat 29 februari membuat kita trenyuh. Apa lagi yang akan kita hadapi ke depannya. Negeri yang kaya ini.

Cuma kita hanya mempertanyakan, kemana kita masyarakat yang ada di sekeliling, kalau menghadapi kejadian serupa. Adakah kehidupan social kita terusik bila menghadapi hal seperti ini. Ataukah memang kita dihadapakan pada keadaan karena keluarga tersebut tidak mau dibantu, seperti halnya pengakuan tetangga daeng basse seperti dikutip dari Koran seputar Indonesia Minggu 2 Maret.. Miris benar memang. Saya membaca dan mendengar berita ini hampir menitikan air mata.

Adakah saya mampu juga kalau menghadapi seperti ini.
Tapi Basse adalah pahlawan keluarganya. Di tengah kondisinya yang sedang hamil, dia masih bekerja membantu suaminya.
Duh Bu…engkau kembali mengingatkan diriku dengan Istriku….

Berikut kutipan berita Kompas.com , sabtu 1 Maret :
Sabtu, 1 Maret 2008 11:54 WIB

Ibu Hamil dan Anak Meninggal Akibat Kelaparan

MAKASSAR, SABTU-Ternyata masih ada orang yang meninggal di Makassar karena diduga kelaparan. Mereka adalah keluarga miskin yang bermukim di Jalan Dg Tata I blok V lorong 2 Makassar dengan kepala keluarga bernama Dg Basri yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak. Mereka yang meninggal karena diduga kelaparan adalah istri Dg Basri, Dg Basse (36), anak laki- laki bernama Fahril (4), dan bayi yang masih berada dalam kandungan Dg Basse. Dg Basri dan Dg Basse (almarhumah) masih mempunyai tiga anak yang masih bisa diselamatkan oleh warga. Mereka adalah Salma (9) dan Aco (3) yang kini dirawat di RS Haji Makassar. Sementara Bahar (7) dirawat keluarga.

Dari pantauan Tribun Timur di RS Haji beberapa menit lalu, kondisi Aco dan Salma sudah membaik. Kedunya kini sudah bisa bermain. Keduanya dilarikan ke RS Haji oleh tetangganya untuk mendapatkan perawatan. Dokter yang memeriksa keduanya mengatakan Aco dan Salma positif menderita gizi buruk.

Kini Dg Basri membawa jasad istrinya yang sedang mengandung dan jasad anak laki-lakinya Fahril ke Bantaeng untuk dimakamkan. Sementara Bahar anak laki-lakinya yang lain diambil oleh keluarganya untuk dipelihara.(TRIBUN TIMUR/Mursalim)